English French German Spain Italian DutchRussian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Pengukuran Tahanan

Thursday, June 25, 2009 ·

Pengukuran Tahanan

Pengukuran tahanan dapat diklasifikasikan berdasarkan besarnya tahanan yang akan diukur. Klasifikasi besar tahanan adalah sebagai berikut :
1. Tahanan rendah, yaitu tahanan yang bernilai lebih kecil dari 1 ohm
2. Tahanan sedang, yaitu tahanan yang bernilai antara 1 sampai dengan 100.000 ohm
3. Tahanan besar, yaitu tahanan yang bernilai lebih besar dari 100.000 ohm

Pengukuran Tahanan Rendah
Tahanan rendah, yaitu tahanan yang bernilai lebih kecil dari 1 ohm. Pengukuran ini harus dilakukan dengan ketelitian yang cukup tinggi. Hal ini dilaksanakan karena nilai tahanan yang diukur sangat kecil.
Beberapa metoda pengukuran tahanan rendah antara lain:
1. Amperemeter-Voltmeter Method
2. Kelvin Double Bridge Method
3. Ohmmeter Method

Pengukuran Tahanan Rendah dengan Metoda Amperemeter – Voltmeter
Pengukuran tahanan rendah dilakukan dengan cara mengukur arus yang melewati tahanan tersebut dan mengukur drop tegangan di antara tahanan tersebut dalam suatu rangkaian kemudian dihitung harga tahanannya sesuai dengan rumus V = IR.

Pengukuran dengan metode ini mempunyai tingkat ketilitian yang rendah. Hal itu disebabkan oleh :
1. Apabila Voltmeter dipasang paralel sebelum Amperemeter (gambar 2.1.1.a), maka sesungguhnya tegangan yang terukur oleh Voltmeter sesungguhnya adalah tegangan dari tahanan dalam amperemeter dan beban, yang terhubung seri.
2. Apabila Amperemeter dipasang seri sebelum Voltmeter (gambar 2.1.1.b), maka sesungguhnya arus yang terukur oleh Amperemeter adalah penjumlahan arus yang masuk ke tahanan dalam Voltmeter dan beban, yang terhubung paralel.

Pengukuran Tahanan Rendah dengan Metoda Jembatan Dobel Kelvin
Jembatan double Kelvin adalah modifikasi dari jembatan Wheatstone, dimana terpasang 2 pasang ratio arm. Ditemukan oleh William Thomson. Jembatan Dobel Kelvin ini biasanya digunakan untuk mengukur tahanan yang <1Ω. Cara kerjanya sama dengan jembatan Wheatstone, hanya tahanan yang dipakai bukan 4 tetapi 7.
Pada saat mengukur tahanan yang rendah menggunakan jembatan Wheatstone maka tahanan dari sebuah penghantar tidak dapat diabaikan dan biasanya dapat mempengaruhi pengukuran, untuk itu perlu digunakan beberapa modifikasi harus dilakukan.
Jika rasio dari R 3 / R 4 dan R 1 / R 2 seimbang dan senilai, maka Jembatan kelvin akan menjadi seimbang, maka akan didapat keadaan seperti pada jembatan Wheatstone.

Sebagai hasil modifikasi ini maka didapatkanlah alat ukur baru Jembatan double Kelvin. Terdapat banyak alat- alat yang menggunakan prinsip ini mencapai keakuratan 2% dari tahanan dengan range 0.0017Ω - 25Ω. Bahkan banyak ohmmeter pun menggunakan prinsip ini guna untuk membeperbesar range ukur.

Pengukuran Tahanan Rendah dengan Metoda Ohmmeter
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan ohmmeter khusus untuk mengukur tahanan rendah, yaitu Ducter Ohmmeter. Ducter ohmmeter khusus untuk mengukur tahanan rendah dengan ketelitian yang cukup tinggi.
Ketika mengukur tahanan nenggunakan ohm meter, kita harus memastikan :
1. Tidak ada sumber tegangan di rangkaian.
2. Tahanan tidak terhubung seri ataupun paralel dengan resistor lain.

Pengukuran Tahanan Medium
Tahanan medium, yaitu tahanan yang bernilai lebih antara 1 sampai 100.000 ohm. Beberapa metoda pengukuran tahanan medium antara lain :
1. Amperemeter-Voltmeter Method
2. Wheatstone Bridge Method

Pengukuran Tahanan Medium dengan Metoda Amperemeter – Voltmeter
Untuk cara ini, pemasangan rangkaian dan prinsip kerjanya sama dengan pengukuran tahanan rendah menggunakan metoda Amperemeter - Voltmeter. Tingkat ketelitiannya juga paling rendah.

Pengukuran Tahanan Medium dengan Metoda Jembatan Wheatstone
Jembatan Wheatstone ditemukan oleh Samuel Hunter Christie pada tahun 1833 kemudian diimprovisasi dan dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun 1843. Ini biasanya digunakan untuk mengukur tahanan yang harganya tidak diketahui dengan menyeimbangkan 2 kaki dari sebuah rangkaian jembatan, dimana salah satu dari kaki tersebut terdapat tahanan yang harganya tidak diketahui.
Di dalam sirkuit di bawah, pada sisi kanan R x adalah tahanan yang tidak diketahui harganya, R 1 , R 2 dan R 3 adalah tahanan yang telah diketahui harganya, dan R 2 adalah sebuah potensiometer (R variabel). Jika rasio dari kedua tahanan di dalam kaki yang diketahui harganya ( R 2 / R 1 ) sama dengan rasio dari kaki yang tidak diketahui harganya ( R x / R 3 ), maka tegangan di 2 titik tengah (B dan D) akan menjadi 0 dan tidak akan ada arus yang mengalir kedalam galvanometer. R 2 terus diatur hingga kondisi seprti yang disebutkan di atas dapat terpenuhi. Arah galvanometer akan menunjukan apakah R 2 terlalu tinggi atau teralu rendah.

Pengukuran Tahanan Tinggi
Seringkali pada pengukuran tahanan rendah, tahanan dari penghantar-penghantar, gaya gerak listrik termis adalah sumber kesalahan utama. Tetapi pada pengukuran tahanan tinggi yang jadi masalah adalah arus-arus bocor. Sehingga cara-cara untuk memperoleh pengukuran yang akuratpun berbeda-beda.
Untuk mengukur tahanan tinggi digunakan alat yang disebut dengan mega ohm meter, pada dasarnya prinsip kerja mega omh meter sama dengan ohm meter biasa tetapi memiliki sensitifitas yang tinggi, dan ada sedikit perbedaan dalam rangkaian.
Pengukuran tahanan tinggi sangat penting untuk keprluan perlindungan peralatan listrik dan manusia, misalnya:
# Tahanan isolasi (kabel, mesin listrik, dsb)
# Tahanan dari elemen rangkaian tegangan tinggi pada tabung hampa
# Tahanan bocor kapasitor, tahanan volume, dan tahanan permukaan.

Pengukuran Tahanan Tinggi dengan Direct Deflection Method
Pengukuran Tahanan Tinggi dengan Direct Deflection Method yaitu dengan memberikan tegangan pada bahan isolasi dan kemudian mengukur arusnya dengan menggunakan galvanometer, harga tahannya dihitung menggunakan hukum Ohm.

Download full pdf...

Transformator

Monday, June 22, 2009 ·

Pengertian Umum Transformator

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet. Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai , dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh.

Macam-macam Transformator

1. Transformator Satu Fasa
Secara konstruksinya transformator terdiri atas dua kumparan yaitu kumparan primer dan sekunder. Bila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, maka fluks bolak-balik akan terjadi pada kumparan sisi primer, kemudian fluks tersebut akan mengalir pada inti transformator, dan selanjutnya fluks ini akan mengimbas pada kumparan yang berada pada sisi sekunder, sehingga pada sisi sekunder akan timbul tegangan. Berdasarkan cara melilitkan kumparan pada inti, dikenal dua macam transformator yaitu :
- Transformator Tipe Inti ( core type )
Kumparan mengelilingi inti, dan pada umumnya transformator Ldan U. Peletakan kumparan pada inti diatur secara berimpitan antara kumparan primer dan sekunder. Dengan kompleksitas cara isolasi tegangan pada kumparan, biasanya sisi kumparan tinggi diletakan di sebelah luar.
- Transformator Tipe Cangkang ( shell type )
Kumparan dikelilingi oleh inti, dan pada umumnya intinya berbentuk huruf E dan huruf I, atau huruf F.

2. Transformator Tiga Fasa
Sebuah transformator tiga fasa secara prinsip sama dengan sebuah transformator satu fasa, perbedaan yang paling mendasar adalah pada sistem kelistrikannya yaitu sistem satu fasa dan sistem tiga fasa. Sehingga sebuah transformator tiga fasa bisa dihubung bintang, segitiga, atau zig-zag. Transformator tiga fasa banyak digunakan pada system transmisi dan distribusi tenaga listrik karena pertimbangan ekonomis. Transformator tiga fasa banyak sekali mengurangi berat dan lebar kerangka sehingga harganya dapat dikurangi bila dibandingkan dengan menggabungkan tiga buah transformator satu fasa dengan rating daya yang sama. Tetapi transformator tiga fasa juga mempunyai kekurangan, diantaranya bila salah satu fasa mengalami kerusakan maka seluruh transformator harus dipindahkan atau diganti, tetapi bila transformator terdiri dari tiga buah transformator satu fasa dan salah satu transformatornya mengalami kerusakan, sistem masih bisa dioperasikan dengan system open delta. Sama seperti transformator satu fasa, berdasarkan cara melilitkan kumparannya pada inti, transformator tiga fasa terdiri dari transformator tipe inti dan tipe cangkang. Yang membedakannya adalah alat bantu dan sistem pengamannya, tergantung pada letak pemasangan, sistem pendinginan, pengoperasian, fungsi dan pemakaiannya.

Transformator Ukur
Tegangan atau arus listrik dapat diukur dengan instrumen yang sesuai. Dikarenakan pada sirkuit arus dan tegangan tersebut sangat membahayakan, maka ada cara yang praktis untuk mengukur tegangan, yaitu dengan menghubungkan tegangan input pada lilitan primer transformator tegangan, dan untuk mengukur arus melalui lilitan primer dari transformator arus.
Suatu transformator arus di desain untuk dihubungkan seri dengan arus input, untuk memindahkan arus input menuju kumparan pembatas meter atau relai. Transformator tegangan di desain untuk dihubungkan secara pararel dengan arus input untuk merubah (mengurangi) tegangan input dalam rangka pengoperasian relai atau meter.
Untuk melakukan pengukuran tegangan atau arus yang berada di gardu-gardu listrik atau pusat pembangkit tenaga listrik biasanya tidak dilakukan secara langsung karena karena nilai arus/ tegangan yang harus diukur pada umumnya tinggi. Apabila pengukuran besaranbesaran listrik ini dilakukan secara langsung, maka alat-alat ukur yang harus disediakan akan menjadi sangat mahal karena baik dari ukuran fisik maupun ratingnya memerlukan perancangan secara khusus. Untuk mengatasi hal tersebut maka yang dibuat secara khusus bukan alat ukurnya, melainkan transformatornya, dengan cara ini harganyapun relative lebih murah bila dibandingkan dengan pembuatan alat ukur khusus.Transformator khusus ini disebut transformator pengukuran (instrumen). Ada dua jenis transformator pengukuran,
yaitu :
1. Transformator Arus yang menurunkan
arus menurut perbandingan tertentu.
2. Transformator tegangan yang menurunkan
tegangan menurut perbandingan tertentu
beban yang besar dapat diukur hanya dengan menggunakan Ampermeter yang rangenya tidak terlalu besar. Bila sebuah transformator arus mempunyai perbandingan 100/5 A., artinya transformator mengubah arus primer dari 100 A menjadi 5A di sisi sekunder. Karena pada sisi primer selalu mengalirarus yang besar, maka sisi sekunder harus selalu dalam keadaan tertutup, bila terbuka maka transformator akan mengalami kerusakan, hal ini disebabkankarena tidak adanya fluks yang berasal dari sisi sekunder.

Prinsip kerja transformator tegangan sebenarnya sama dengan sebuah transformator biasa, yang membedakannya adalah dalam perbandingan transformasinya, dimana transformator tegangan memiliki ketelitian yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan transformator biasa.Transformator tegangan biasanya mengubah tegangan tinggi menjadi tegangan rendah.Misalnya pada sebuah Gardu distribusi yang mempunyai tegangan 20 KV dengan transformator tegangan diturunkan menjadi 200 Volt yang digunakan untuk pengukuran. Untuk mencegah terjadinya perbedaan tegangan yang besar antara kumparan primer dengan sekunder, karena adanya kerusakan isolasi pada kumparan primer.,maka pada sisi sekunder perlu dipasang pembumian.

Untuk memperbesar batas ukur dari alat ukur DC apat digunakan tahanan seri atau tahanan shunt. Hal ini tidak dapat di berlakukan pada alat ukur AC, mengingat banyak kelemahan dari tahanan multimeter pada bearan AC.
Dalam system AC untuk memperbesar batas ukur ini di gunakan trafo ukur atau instrument transformer. Penggunaan trafo ukur ini di samping untuk mamksud pengukuran juga untuk maksud monitoring dan proteksi. Trafo jenis ini di bagi menjadi dua yaitu trafo arus ( CT ) atau trafo tegangan ( PT) .
Trafo arus di bagi menjadi dua jenis yaitu type wound yaitu trafo yang lilitan primernya terdiri dari lebih dari satu lilitan. Dan yang ke dua adalah type bar yaitu trafo arus yang lilitan primernya berbentuk batang/penghantar.
Kontruksi PT sama dengan trafo daya tetapi ratingnya kecil, karena sekunder PT hanya di gunakan untuk pengoprasian alat ukur, pilot lamp dan proteksi. Rating daya PT (burden) adalah 200 VA pada frequensi ( 60 Hz ). Design PT lebih memperhatikan factor efisiensi, regulasi dan biaya, karena pertimbangan utama dari PT adalah ratio dan phase eror.

Transformator Daya
Transformator daya menaikan tegangan yang akan disalurkan dan menurunkannya kembali di gardu induk.

Transformator Distribusi
Sebelum tegangan atau energi listrik digunakan oleh konsumen, tegangan akan diturunkan lagi secara bertahap dengan menggunakan transformator distribusi.

Fungsi Bagian – Bagian Transformator
Transformator terdiri dari :
1. Bagian utama
2. Inti besi
3. Kumparan trafo
4. Minyak trafo
5. Inti besi

Inti Besi dan Laminasi yang diikat Fiber Glass
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik melalui kumparan. Inti ini terbuat dari lempengan baja silicon yang tebalnya berkisar dari 0,35 sampai 0,5 mm dan disusun sedemikian rupa sehingga membentuk suatu batangan besi.
Setiap lapisan dari lempengan-lempengan diberi isolasi per atau isolasi kertas yang sangat tipis ( + 0,04 mm ). Pelapisan setiap inti tersebut dapat memperkecil hysterisis loss sedangkan penggunaan baja silikon sebagai inti dapat mengurangi panas ( sebagai rugi-rugi besi ) yang ditimbulkan oleh eddy current..
Pada umumnya bentuk dari inti besi ini ada dua macam, yaitu core type dan shell type. Shell type ( gambar 2.10 ) biasanya digunakan pada transformator tenaga dengan kapasitas daya yang kecil [3,5].

Pada shell type, lilitan primer dan sekunder terletak pada satu kaki inti, atau lilitan dilingkupi oleh kaki-kaki inti transformator. Keuntungannya adalah mudah dalam pembuatan dan fluksi bocor dapat diperkecil, sedangkan kerugiannya pemakaian inti kurang ekonomis karena memerlukan inti yang besar. Core type banyak digunakan pada transformator tenaga dengan kapasitas daya yang besar [3,5].

Lilitan primer dan sekunder lilit pada kaki-kaki inti, atau lilitan melingkupi inti transformator. Keuntungan dari type ini dapat menggunakan kawat dengan isolasi rendah, ekonomis dalam pemakaian inti, sedangkan kerugiannya adalah kebocoran fluksi cukup besar dibandingkan dengan shell type. Untuk transformator dengan kapasitas daya besar, lempengannya disusun sedemikian rupa sehingga didapat suatu celah udara yang berguna untuk pendinginan.

Kumparan Transformator
Beberapa lilitan kawat berisolasi akan membentuk suatu kumparan. Kumparan tersebut diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan isolasi padat seperti karton, pertinax, dan lain-lain.
Umumnya pada transformator terdapat kumparan primer dan sekunder. Bila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada kumparan tersebut timbul fluksi. Fluksi ini akan menginduksikan tegangan, dan apabila rangkaian sekunder ditutup (bila ada rangkaian beban) maka akan menghasilkan arus pada kumparan ini. Jadi kumparan sebagai alat transformasi tegangan dan arus
Untuk transformator penurun tegangan, jumlah kumparan sekunder lebih kecil dari jumlah kumparan primer dan sebaliknya untuk transformator penaik tegangan, jumlah kumparan sekunder lebih besar dari jumlah kumparan primer. Dengan kata lain dengan cara memperkecil ataupun memperbesar jumlah kumparan dapat mengatur besar tegangan output dari transformator [3,5].

Minyak Transformator
Sebagian besar transformator tenaga kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam minyak transformator, terutama transformator-transformator tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak transformator mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan bersifat pula sebagai isolasi (daya tegangan tembus tinggi) sehingga minyak transformator tersebut berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi.
Pendinginan transformator dengan minyak dapat merata pada tiap bagian yang aktif, karena minyak akan memasuki semua celah-celah yang ada dalam transformator sehingga jika dibanding dengan sistem udara, sistem dengan minyak lebih baik. Pada sistem pendinginan dengan minyak, panas yang timbul pada transformator diserap oleh minyak yang kemudian disalurkan pada dinding tangki bagian dalam dan oleh permukaan bagian luar dilepas ke udara bebas.
Panas yang diserap mengakibatkan menurunnya sifat kekentalan dari transformator, oleh karena itu harus segera didinginkan. Pendinginan minyak transformator yang panas dapat dilakukan dengan mengedarkan air pada dinding tangki atau mengedarkan minyak transformator pada pipa edar di muka.

Pada pendinginan minyak dengan air, trafo memiliki dua dinding tangki (gambar 2.15a), yaitu dinding bagian dalam berisi minyak dan bagian luar berisi air yang dapat beredar, sehingga minyak panas yang berada dipermukaan sebelah dalam tangki penampung minyak, akan kemudian disalurkan ke permukaan sebelah dalam.
Sedangkan pada pendinginan minyak dengan pipa edar (gambar 2.15b), minyak yang panas akan masuk dalam pipa edar yang kemudian dihembuskan oleh udara luar. Pada transformator dengan kapasitas daya yang besar biasanya dilengkapi dengan pompa untuk mengedarkan minyak, sehingga peredarannya dapat bergerak dengan cepat. Selain itu ada pula penghembus udara yang diarahkan pada pipa edar, dengan cara demikian didapat sistem pendinginan yang cepat dan baik.
Minyak transformator harus memenuhi persyaratan sebagai berikut [4] :
Kekuatan isolasi harus tinggi, sesuai IEC 296 minyak transformator harus Class 1 dan 2 yaitu untuk minyak baru dan belum difilter >30 kV/2,5 mm dan setelah difilter yaitu >50 kV/2,5 mm.
Penyalur panas yang baik, berat jenis kecil sehingga partikel-partikel dalam minyak dapat mengendap dengan cepat.
Viksositas yang rendah agar lebih mudah bersikulasi dan kemampuan pendingin menjadi lebih baik. Pada IEC viksositas minyak class 1 saat suhu 40ºC adalah <6,5 style="font-weight: bold;">Gangguan pada Transformator
Gangguan-gangguan transformator dapat dibagi menjadi 3 macam
Gangguan-gangguan mekanis, dapat berupa :
Pembentukan kotoran ditutup pada badan transformator.
Tangki dan konservator berlubang atau penyok.
Insulator porselin dan komponen rusak.
Kebocoran minyak melalui gasket, kerenggangan sambungan-sambungan.
Keretakan gelas penduga (indikator).
Kesalahan penunjuk oleh alat penduga.
Minyak rusak.
Pipa antara tangki dan konservator tersumbat.
Karat dibagian dalam tangki.
Gasket antara tutup dan badan tangki rusak.
Tap changer rusak.
Winding rusak.

Gangguan-gangguan listrik, yang terdiri dari:
Tahanan isolasi rendah
- Isolasi antara lilitan rusak
Pemisah antara lilitan primer dan sekunder bocor isolasinya
Isolasi antara ujung lilitan dan inti bocor
Api melompat dari bagian-bagian yang mengalirkan listrik ke dinding tangki.

Gangguan-gangguan Magnetis
Lembaran core melengkung
Isolasi antara antara lembaran inti bocor
Tekanan atas kaki dan joke dari inti kurang
Isolasi fari klem-klem rusak
Besi terbakar karena inti loss yang terlampau besar
Salah pasang klem

Rugi-rugi Transformator
Pada suatu transformator yang ideal, daya pada lilitan sekunder harus sama dengan daya pada lilitan primer. Transformator ideal mempunyai koefisien kopling 1,0 dan tidak ada rugi-rugi di dalam transformator tersebut. Pada kenyataannya, transformator seperti itu tidak dapat dibuat. Tingkatan dimana setiap transformator mendekati kondisi ideal dinamakan efisiensi transformator.
Oleh karena rugi-rugi transformator mengurangi efisiensi suatu transformator dan menunjukan adanya daya yang terbuang, maka rugi-rugi tersebut dijaga sekecil mungkin. Hal ini terutama diperhatikan pada desain transformator inti besi yang harus menyediakan daya dalam jumlah besar. Adapun macam rugi-rugi transformator yang sangat umum terjadi adalah sebagai berikut :
a. Rugi-Rugi Tembaga dan Kebocoran Garis-Garis Fluksi
Lilitan transformator pada umumnya terbuat dari gulungan kawat tembaga, dimana setiap kawat mempunyai tahanan. Semakin banyak gulungan maka panjang efektif kawat tersebut makin panjang dan tahanannya menjadi semakin besar. Pada saat arus primer dan arus sekunder mengalir melalui lilitan tersebut terdapat daya yang hilang dalam bentuk panas. Rugi-rugi tersebut dinamakan rugi-rugi tembaga, dan dituliskan seperti di bawah ini :

Rugi Tembaga = I² R

Rugi-rugi tembaga dapat diperkecil dengan membuat lilitan primer dan lilitan sekunder transformator dari kawat yang berpenampang besar, akan tetapi transformator bertambah besar dan berat.
Transformator inti besi yang tidak efisien ini disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa tidak semua garis-garis fluks yang ditimbulkan oleh lilitan primer dan lilitan sekunder yang mengalir melalui inti besi. Beberapa garis fluks mengalir keluar dari lilitan masuk ke udara dan kemudian tidak bertaut dengan lilitan primer dan lilitan sekunder. Kebocoran garis-garis fluks ini menunjukkan adanya energi yang terbuang.

b. Rugi-Rugi Histerisis
Pada transformator inti besi, inti dibuat menjadi magnet oleh medan magnet yang timbul karena arus mengalir melalui lilitan. Arah pemagnetan ini adalah sama dengan arah medan magnet yang menimbulkannya. Oleh karena itu, setiap kali medan magnet disekitar lilitan membesar dan mengecil, arah dimana inti memperoleh pemagnean juga berubah. Setiap molekul besi akan bertindak sebagai satu magnet individu (elementer) yang kecil. Untuk membuat magnet dari sepotong besi, maka semua atau sebagian magnet individu tersebut harus mempunyai arah yang sama. Dengan demikian setiap kali arah pemagnetan magnet ini berbalik, molekul-molekul inti tersebut berputar menuju arah baru

C. Rugi-Rugi Arus Putar
Inti besi transformator adalah suatu bahan penghantar, maka medan magnet transformator tersebut akan menginduksikan tegangan pada inti. Tegangan ini kemudian menimbulkan arus kecil yang mengalir di dalam inti, arus ini dinamakan arus putar (Eddy Current). Arus putar dapat dianggap sebagai arus hubung singkat karena tahanan yang ada pada inti kecil seperti pada rugi-rugi histerisis. Arus putar mengurangi energi pada lilitan transformator, hal ini menunjukkan adanya daya terbuang.
Arus putar pada inti transformator dapat dikurangi dengan membuat inti tersebut berlapis-lapis. Lapisan-lapisan inti tersebut satu sama lain diisolasi pada kedua intinya, sehingga arus putar hanya dapat mengalir pada masing-masing lapisan tersebut. Karena lapisan-lapisan tersebut mempunyai luas penampang yang sangat kecil, maka tahanan yang diberikan pada arus putar menjadi sangat besar sehingga arus putarnya sangat kecil. Di dalam suatu inti yang yang tidak berlapis-lapis arus putar hanya dibatasi oleh bahan inti dengan tahanan yang kecil, sehingga arusnya menjadi besar.

Download full pdf...


The button image will displayed on your site like this

Electrical

Kunjungi juga !!!

ShoutBox

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x

Popular Posts

Sitemap Submitter



review electricsourcestation.blogspot.com on alexa.com

SEO Stats powered by MyPagerank.Net